11 Langkah untuk Melindungi Temuan Anda
Berikut ini adalah daftar tindakan bagi periset yang seharusnya membuat
buku catatan laboratorium. Pada dasarnya, buku catatan harus memuat informasi
yang cukup agar siapa pun – yang secara teknis tidak ahli – dapat mengetahui
apa yang telah dikerjakan.
1
Catatan
harus dibuat dalam buku laboratorium yang terjilid dan bernomor. Indeks di
bagian depan buku yang menggambarkan garis besar judul-judul percobaan akan
sangat berguna. Semua catatan ditulis dengan tinta permanen, lebih baik dalam
satu warna. Perubahan atau penambahan dalam catatan harus diparaf dan diberi
tanggal. Singkatan atau sandi harus didefinisikan dengan jelas.
2
Tanggal
timbulnya gagasan serta kapan pekerjaan untuk mewujudkan gagasan dan tanggal
selesainya percobaan harus dicatat. Informasi ini penting untuk menetapkan
kapan sebuah gagasan muncul dan kapan gagasan diwujudkan.
3
Setiap
pekerjaan harus dimulai dengan pernyataan “tujuan” dengan jelas. Pernyataan
awal ini menggambarkan apa saja gagasan yang ada di benak penemu (inventor)
sebelum pekerjaan dimulai.
4
Percobaan
harus dicatat dalam buku secara kronologis pada halaman yang bernomor. Halaman
kosong atau terlompat dapat menimbulkan kecurigaan. Halaman yang sengaja
dikosongkan harus dinyatakan demikian.
5
Semua
fakta penting harus dicatat, misalnya peralatan, kondisi, waktu, suhu, pH,
bahan yang digunakan termasuk sumber dan mutunya, rendemen, dan data
karakterisasi. Protokol (rencana kerja), rancangan percobaan, dan perhitungan
harus dicatat.
6
Catatan
percobaan yang memerlukan lebih dari satu halaman harus jelas merujuk ke
halaman sebelum atau sesudahnya sehingga seluruh percobaan dapat diikuti.
(Misalnya, ‘dilanjutkan ke hlm. 7,’ ‘lanjutan dari hlm. 15,’ atau ‘hlm. 2 dari
4.’)
7
Jika
prosedur standar atau rutin yang diikuti, tuliskan acuan yang menjelaskan
uraian lengkapnya. Misalnya, ‘Sekuens DNA ditentukan dengan metode Maxam dan
Gilbert (1997) PNAS USA 74:560-564.
8
Hasil
analitis atau hasil uji lainnya harus diberi tanggal dan dilekatkan atau
disalin ke dalam buku. Disarankan untuk memberi paraf dan tanggal yang sama,
baik pada dokumen yang dilampirkan maupun yang dicatat (disalin) pada buku.
Hasil percobaan yang rekamannya dapat mundur mutunya karena dimakan usia dapat
diubah ke bentuk yang lebih permanen. Misalnya, lempeng kromatografi atau gel
elektroforesis yang menggunakan pereaksi warna perlu difoto atau dipayar (scan) dan dilekatkan pada buku. Catatan
secara elektronik menimbulkan masalah baru sehubungan dengan catatan
laboratorium ini. Teknologi ini demikian baru sehingga baik US Patent and
Trademark Office (PTO) maupun pengadilan belum menentukan aturan sehubungan
dengan jenis catatan seperti ini. Pada saat ini, saran terbaik bagi periset
adalah membuat salinan (hardcopy) dan
melekatkannya pada buku sebagaimana dinyatakan di atas.
9
Sedapat-dapatnya
catatan percobaan ini dievaluasi dan disimpulkan. Praktik seperti itu sangat
baik untuk percobaan penentuan kondisi baru atau sintesis senyawa baru.
Simpulan dan evaluasi ini sangat bermakna karena tanda keberhasilan merupakan
unsur penting dalam sejarah penemuan.
10
Setiap
halaman dari setiap percobaan dalam buku catatan harus diparaf dan diberi
tanggal oleh penemu. Sebagai tambahan, sekurang-kurangnya seorang saksi (bukan
penemu) harus memperkuat buku catatan dengan membaca, memberi paraf dan tanggal
pada setiap halaman. Saksi ini harus memberi paraf dan tanggal segera setelah
penemu membuat catatan.
11
Ada
pengawas yang ditunjuk yang bertanggung jawab untuk memberi nomor urut dan
memberi buku catatan baru, dan kemudian membuat katalog buku-buku catatan
laboratorium yang ada.
Sumber: TE Garabedian. 1997. Laboratory record keeping: keeping a proper
notebook is critical to establishing yourself as the inventor. Nature Biotechnology 15:799-800
-ssa-
No comments:
Post a Comment