Tentang NARKOBA
Ketawa walau hati kecewa apabila melihat berita di media
televisi, surat kabar, maupun sumber berita lainnya. Kecewa karena negara yang
katanya negara Islam masih banyak yang melanggar firman-Nya. Agar tidak
menyudutkan unsur sara, secara umum Negara yang tercinta Indonesia masih banyak
orang-orang yang tidak tahu tentang bahaya narkoba. Itulah kebodohan kita,
sebelum kata diubah menjadi itulah kebodohan INDONESIA. Analogi pemakai dan
pengedar seperti judul lagi salah satu musisi Indonesia dimulai dari “Too Sweet To Foget” selanjutnya “I Miss U But I Hate U” dan “Balikin”.
Tiga lagu ini dapat dianalogikan perjalanan seorang pemakai dan pengedar
narkoba.
Zaman sekarang, anak SD sudah mengenal dengan narkoba
walaupun hanya kepanjangannya saja, kata norkoba ini sudah ada dalam alam sadar
dari kecil bahwa narkoba itu tidak baik. Namun, bagi orang-orang tertentu
misalkan orang stress dan orang kaya yang tidak halal narkoba ini ingin sekali
dipakai. Sehingga apabila tidak merasakan barang itu, akan merasakan hell the world, begitu sulit melupakan
barang haram ini. Akhinya apabila telah berurusan dengan orang berkumis sebut
saja polisi. Perasaan menyesal itu akan datang walaupun dulu suka tetapi mulai
membecinya. Seorang manusia apabila telah dititik kritis baik berada dipuncak
teratas maupun terbawah maka akan bergerak. Sama halnya yang terkena kasus
narkoba, mereka akan bergerak menuju yang lebih baik. Ya mereka harus pulang, pulang
kejalan kebenaran dan kembali ke aktifitas manusia normal biasanya.
Ancaman narkoba bukan main besarnya semua kalangan baik
mereka yang dibawah garis kemiskinan, tepat digaris kemiskinan, maupun diatas
garis kemiskinan telah menjadi korban barang haram ini. Pelaku barang kecil dan
haram ini dapat berperan sebagai pengedar ataupun pemakai. Suatu bentuk
kebodohan apabila setiap tahun adanya peningkatan yang berhubungan kasus
kematian karena narkoba, tanpa adanya tindakan pencegahan dari pemerintah dan juga
orang tua. Namun, apabila terlalu percaya dengan tindakan preventif pemerintah
ada juga oknum pemerintah yang bermasalah dengan barang haram ini. Apabila
percaya ke orang tua, berapa banyak pelaku-pelaku yang bermasalah dari kalangan
orang tua. Masyarakat menjadi bingung, jadi siapa yang bisa menjegah
penyalahgunaan barang haram ini?. Ya benar, yaitu SAYA. Saya yang sedang
membaca tulisan ini. Itulah orang paling terpecaya menjadi bagian memberantas
barang haram ini dan menjadikan Indonesia lebih baik dan lebih bersih. Karena
tidak semua orang Indonesia membaca tulisan ini.
Begitu besar peranan narkoba telah mengubah Indonesia
semakin terpuruk ke dalam neraka. Cara pencegahan yang sederhana yaitu
menjadikan Indonesia yang makmur, sejahtera, dan tanpa ada konflik. Sehingga
menjadikan Indonesia menuju super model bagi seluruh negara didunia. Tidak
dipungkiri sebagai seorang calon sarjana muda kimia, dilihat dari struktur
kimia pada jenis-jenis narkoba ada yang dapat diambil manfaatnya. Seperti
halnya turunan 3,6-diasetilmorfin digunakan obat analgesik ataupun alkohol
(-COH) yang digunakan sebagai pelarut di lab, sebagai bioetanol. Sama halnya
juga dengan narkoba jenis mofin, heroin, ganja digunakan juga dalam bidang
medis untuk orang yang hampir meninggal. Penyalahgunaanpun digunakan oleh
orang-orang yang gila dan setengah gila. Jika diambil garis lurus untuk
mengurusui orang sakit jiwa seperti ini lebih sedikit dibandingkan dengan
penduduk Indonesia yang masih banyak orang normal yang tetap hidup tanpa narkoba
namun membutuhkan kehidupan yang layak.
Menurut survey, kebanyakkan yang terbelunggu ke dalam
narkoba mereka merupakan perokok. Sebenarnya orang Indonesia telah
berkontribusi untuk menurunkan pasar rokok. Dapat dikatakan anekdot atau
kenyataan bahwa untuk membangkrutkan perusahaan rokok yaitu dengan membakar
semua produksinya namun apabila tidak bisa membakar semua produksinya hal yang
dilakukan yaitu membakar produksi perusahaan rokok satu persatu setiap hari.
*Semoga
saya, pembaca, dan yang tercinta masyarakat Indonesia dapat memikir ulang untuk
menjadi perokok.
No comments:
Post a Comment