11 Syarat untuk Mempersiapkan Diri Menjadi
Ilmuwan
1
Intelligence (kecerdasan): menguasai dengan baik
(sampai taraf tertentu) pengetahuan dalam bidangnya, mampu menggunakan
pernalaran yang logis dalam upaya mengenali dan merumuskan pernyataan masalah
dan menafsirkan data atau hasil analisis data. Oleh karena itu, dalam waktu senggangnya
seorang peneliti perlu menajamkan daya nalar dan analisisnya dengan mempelajari
filsafat ilmu dan metodologi.
2
Interest (minat): ada keingitahuan khusus dan mendalam
akan bidang ilmu yang (akan) ditekuni untuk dikaji.
3
Imaginative (daya khayal): jadilah perenung dan pemikir
yang asli (original), bukan penjiplak. Kemajuan ilmu tidak terjadi hanya dengan
selalu meniru apa yang pernah dilakukan orang lain dengan menggunakan prosedur
dan teknik yang tepat sama. Berusahalah menjadi perekacipta (inventor) atau
penggagas (inovator) asli yang produktif.
4
Initiative (prakarsa): mulailah aktif dari sekarang!
Jangan bersikap pasif menunggu perintah, petunjuk, dan bantuan, atau mencari-cari
dalih dalam memulai sesuatu.
5
Informative (terbuka untuk informasi): rajin dan ulet
dalam mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai temuan penelitian,
pustaka, baik dari sumber setempat maupun dari sumber lain. Perluas komunikasi
untuk memperoleh informasi. Bersikaplah terbuka dalam menerima informasi, dan
memberi informasi (sepanjang tidak melanggar batas kerahasiaan yang harus
dijaga).
6
Inventive (daya cipta): berpikir dan bertindaklah
dengan kreatif. Jangan cepat putus asa atau berpangku tangan ketika berhadapan
dengan keadaan dalam keterbatasan dan kendala, misalnya prosedur baku tidak dapat
dilaksanakan seperti seharusnya dan bahan atau peralatan yang tepat tidak
tersedia. Jika perlu, upayakan mencari pilihan atau menciptakan sendiri penggantinya.
7
Industrious (rajin): jangan segan menggunakan tangan (kerja
fisik) atau pancaindera sendiri.
8
Intense observer (pengamat cermat): senangi dan hayati
penelitian. Amatilah dengan cermat, teliti, dan mendalam. Waspadalah akan
hal-hal yang tidak wajar. Catat, telaah, dan pertimbangkan semua itu dalam
menyunting, mengkompilasi, menganalisis, dan menafsir data.
9
Integrity (kejujuran): jangan membohongi diri atau
hati murani sendiri walaupun tidak seorang pun mengetahuinya. Diperlukan
ketegaran pribadi untuk menegakkan “kebenaran ilmiah” ini karena dalam
kenyataannya di masyarakat, hal ini tidak selalu mudah, aman, atau dianggap
wajar. Misalnya, andaikata pun seorang peneliti tidak berbohong, tidak jarang
peneliti jujur itu sendiri yang meragukan temuannya karena dia sendiri yang
paling mengetahui adanya keterbatasan dan kendala sewaktu data dikumpulkan.
10
Infectious enthusiasm (semangat): bersemangat
meluap-luap. Ceritakan karya Anda kepada orang lain dengan cara yang baik dan
menarik, pada waktu (suasana) dan tempat serta kepada pendengar yang tepat.
Jelaskan dengan lugas tujuan yang diharapkan dan hasil yang diperoleh sehingga
dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
11
Indefatigable writer (penulis tak-kenal lelah): jadilah
penulis yang tidak mudah putus asa, jauh dari sifat malas menulis. Publikasikan
atau sebarluaskan hasil karya Anda agar masyarakat mengetahuinya dan kelak
dapat memanfaatkannya. Hasil karya baru menjadi ilmu pengetahuan jika hasilnya
dipublikasikan secara luas untuk dikaji dan diuji lebih lanjut.
Jika kesebelas “I” di atas dapat dipenuhi atau
dijalankan dengan baik, niscaya dengan izin Allah, Anda akan mendapat incentive (ganjaran) dalam bentuk
kemudahan memperoleh predikat peneliti dan penulis artikel ilmiah yang ideal.
No comments:
Post a Comment